BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kita sebagai ummat muslim diwajibkan mendirikan sholat, karena sholat itu
tiang agama. Sholat itu merupakan penopang yang akan menentukan berdiri atau
tidaknya agama dalam diri masing – masing ummat muslim.
Sholat itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni
sholat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua
sholat sunnah yakni sholat yang hukumnya sunnah.sholat sunnah pun dibagi
menjadi dua macam yakni sholat sunnah mu’akat dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya
dianjurkan, jadi sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat muslim
melaksanakannya, ada juga sholat sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya,
tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak
apa-apa. Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu ingin meningkat amalan
ibadah dan ketakwaan kita. Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat
sunnah tanpa melihat itu dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan kita di
hadapan Allah Subhana Wata’ala.
Sholat sunnah adalah sholat yang
dikerjakan pada waktu yang tidak ditentukan, selain sholat fardu.sholat sunnah disariatkan
untuk menyempurnakan sholat fardu. Karena sholat adalah amal ibadah penentu
dari amal ibadah yang lain dihadapan Allah SWT nanti Rasulullah SAW pernah
bersabda:1
“AWWALU MAA YUHAASABU `ALAIHIL `ABDU
YAUMAL QIYAAMATI ASH SHALAATU FA IN SHALUHAT SHALUHA SAAIRU `AMALIHI WA IN
FASADA SAA-IRU `AMALIHII”
Artinya
:
“Awal mula amalan yang yang dihisap
atas seorang hampa pada hari kiamat nanti adalah sholat, maka apabila sholat
itu baiklah seluruh amalannya, dan apabila Sholat itu jelek, maka jelek pulalah
seluruh amalannya.” (Hadits riwayat Imam Thobronie)
1 MZ Labib, Tuntunan
Sholat, Cet I (Surabaya : Cipta
Karya, 2010 ) hal 79.
Sebelum membahas macam-macam sholat
sunnah, perlu kiranya kita mengetahui waktu-waktu yang dilarang utnuk
mengerjakan sholat. Ada lima waktu yang dilarang melakukan sholat, yakni :
1.
Sesudah sholat subuh sampai terbitnya matahari.
2.
Pada saat matahari terbit sampai sempurna naiknya atau
kira-kira setinggi tombak.
3.
Ketika matahari berada di pusat (tengah hari) sampai
tergelincir atau condong sedikit ke barat.
4.
Sesudah sholat ashar sampai terbenamnya matahari.
5.
Pada saat matahari hampir terbenam sampai sempurna
terbenamnya.
Meskipun demikian, pada waktu yang
dilarang untuk mengerjakan sholat, seseorang diperbolehkan sholat apabila
mempunyai sebab tertentu. Misalnya, sholat gerhana matahari, sholat sunnah di
hari jummat sebelum khatib naik mimbar, atau sedang berada di masjid haram.2
Keutamaan sholat
sunnah secara singkat adalah untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang
mungkin terjadi pada sholat fardu, disamping itu juga untuk menambah tabungan
amal nanti di akhirat serta menambah kebaikan bagi diri si pelakunya. Karena
dengan senantiasa mengerjakan ibadah-ibadah yang sunnah maka dengan sendirinya ibadah yang fardu pun akan terlaksana dengan
baik.
Dalam riwayat
Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslamiy ra. Juga
diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah bersaabda yang artinya :
“Saya
pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya mendatangi beliau sambiil berkata
kepadaku,”Mohonlah Saya berkata, “Saya memohon kepada engkau untuk dapat
menyertai engkau (ya Rasulullah) di surga”. Beliau bersabda, “Ada lagi yang
lain?” Saya menjawab, “Cukup itu saja”. Sabdanya, “Tolonglah aku agar
permohonanmu terkabul dengan jalan kamu melakukan banyak sujud” 3
Sholat sunnah merupakan sholat dan amalan
tambahan di luar kewajiban sholat lima waktu. Pengertian sholat sunnah yaitu
melakukan satu kebaikan dalam bentuk sholat yang bukan merupakan keharusan
tetapi bernilai ibadah, yang dilakukan dengan ihklas dan kerelaan hati. Sholat
sunnah ada yang di kerjakan sendirian dan ada pula yang di kerjakan berjamaah.
2 Azzet Muhaimin Akhmad, Pedoman Praktis Sholat Wajib dan Sunnah,Cet
I (Surabaya : Javalitera, 2011) hal 128
3 Putra M Moch. Faiz, Pedoman dan Penuntun Sholat-Sholat Sunnah
Lengkap Cet I (Surabaya : Putra Apollo, 2010) hal 13
Jenis-jenis sholat sunnah yang bias di
kerjakan sendirian : sholat rawatif, sholat dhuha, sholat tahajjud, sholat
istiharah, sholat tasbih, sholat hajat, sholat taubat, sholat wudhu, sholata
tahiyyatul masjid, sholat muthlak, dan sholat safar. Sedangkan sholat sunnah yang
dilakukan secara berjamaa: sholat tarawi, sholat witir, sholat hari raya,
sholat istisqa, dan sholat gerhana. Sholat sunnah bila di kerjan secara rutin
dapat membentuk pribadi muslim yang sempurna dan berkah bila di laksanakan di
rumah.4
I.2. Rumusan
masalah
Berdsarkan uraian
tersebut diatas maka penulis mengangkat beberapa persoalan sebagai berikut :
1. Apa pengertian sholat sunnah?
2. Apa saja dalil-dalil yang mendasari
pelaksanaan sholat sunnah?
3. Apa sajakah jenis-jenis sholat sunnah
mu’akkad?
4. Kapan sajakah waktu dan tempat yang afdal
untuk pelaksanaan sholat sunnah?
5. Bagaimanakah pelaksanaan sholat sunnah pada
umumnya?
BAB II
PEMBAHASAN
Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat yang hukumnya fardhu atau wajib.
Sebagaimana sholat fardhu, sholat sunnah juga dikerjakan guna mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Di samping itu, sholat sunnah ada yang dikerjakan untuk
menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT, agar hajatnya
dikabulkan.
Sholat sunnah pada umumnya dikerjakan dua
rakaat. Apabila lebih dari dua rakaat, pada umumnya juga dikerjakan dengan dua
rakaat salam lantas dilanjutkan lagi dengan dua rakaat salam. Cara mengerjakan
sholat sunnah tidak berbeda dengan cara mengerjakan sholat fardhu. Sudah tentu,
yang membedakan adalah niatnya, dan untuk beberapa sholat sunnah tertentu
ditambah dengan bacaan tertentu pula.
II.1. Dalil –
dalil yang Mendasari
Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat
kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh hadis dan sunah Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Jadi sholat sunnah itu bukan sholat yang hanya
dibuat – buat tapi sholat yang berdasrkan pada dalil – dalil naqli.
Dalil tersebut yang
kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh
ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan
hadis dan sunnah.
Adapun keutamaan Sholat sunnah
secara umum adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjadikan si pelakunya
sebagai orang-orang yang dicintai-Nya, meningkatkan derajat dan martabat serta
menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.
Sebagimana yang telah diterangkan oleh Allah SWT
di dalam hadis QudsiNya yang artinya :
“ Hambaku senantiasa mendekatkan diri
kepada Ku dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga Aku menyenangi dan
mencintainya. Karenanya Akulah yang menjadi mendengarnya yang dengannya ia
mendengar; Akulah yang menjadi penglihatannya dengan ia melihat, Aku menjadi
lidahnya dengannya ia berkata; dan Aku menjadi akalnya yang dengannya ia
berfikir. Apabila ia meminta sesuatu kepadaKu, niscaya Aku menolongnya. Ibadah
yang dilakukannya kepadaKu yang paling aku senangi adalah menunaikan
kewajibannya dengan sebaik-baiknya untukKu”. (HR. Imam Thabrani)5
5 Putra M Moch. Faiz, Pedoman dan Penuntun Sholat-Sholat Sunnah
Lengkap, Cet I (Surabaya : Putra Apollo, 2010) hal 13
Di antara rahmat Allah SWT kepada hambanya adalah bahwa Allah SWT mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis; agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan yangwajib pada h
ari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin ada yang kurang.Anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah, antara lain berdasarkan haditsdari Rabi’ah bin Malik yang mengatakan bahwa Rasullah memerintahkan kepadasaya, dengan sabdanya: Artinya:
“Bermohonlah, maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar saya dapat menemanimu di surga”. Kemudian beliau bersabda:“Adakah selain itu?” Saya menjawab: “Ya, hanya itu”. Beliaubersabda lagi: “Maka bantulah saya, agar berhasil permohonan itudengan membanyakkan sujud (salat sunat)”.6
- Dari Ummu Aabibah. RA isteri nabi SAW beliau berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“tidaklah seorang hamba muslim
shalat sunnah bukan fardhu untuk Allah setiap hari dua belas rakaat, kecuali
Allah membangunkan baginya rumah di surga, atau kecuali dibangunkan baginya
rumah di surga.” (HR. Muslim).ibid
- Suatu kali shalat sepuluh rakaat sebagaimana di atas, akan tetapi shalat dua rakaat sebelum dhuhur.
Dari
Ibnu Umar.RA berkata:
"Aku shalat bersama Rasulullah
SAW sebelum dhuhur dua rakaat, dan setelahnya dua rakaat, setelah maghrib dua
rakaat, setelah shalat isya' dua rakaat, setelah shalat jum'at dua rakaat,
adapun shalat maghrib, isya', dan jum'at, maka aku shalat bersama nabi r di rumahnya.” (muttafaq alaih). ibid
6Shahih Muslim no (728).
6Shahih Bukhari no (937), Shahih Muslim no (729).
II.2. Jenis –
jenis Sholat Sunnah Mu’akad
Sholat sunnah mu’akad merupakan sholat
sunnah yang dianjurkan bagi ummat muslim untuk melaksanakannya. Ada beberapa
macam sholat sunnah mu’akad antara lain :
1.
Sholat Sunnah Rawatib
Sholat sunah rawatib adalah sholat yang
mengiringi sholat wajib lima waktu dalam sehari yang bisa dikerjakan pada saat
sebelum dan setelah sholat. Fungsi sholat sunnah rawatib adalah menambah serta
menyempurnakan kekurangan sholat wajib.
Sesungguhnya di balik disyariatkannya sholat
sunnah terdapat hikmah-hikmah yang agung dan rahasia yang sangat banyak, di
antaranya untuk menambah kebajikan dan meninggikan derajat seseorang. Sholat sunah
juga berfungsi sebagai penutup segala kekurangan dalam pelaksanaan sholat
fardu. Sholat sunah juga mempunyai keutamaan yang agung, kedudukannya tidak
lebih tinggi dari sholat wajib (sholat 5 waktu) pada ibadah-ibadah lainnya.
Dari Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami, pelayan Rasulullah SAW, berkata,
"Aku pernah menginap bersama Rasulullah SAW, kemudian aku membawakan air
wudu untuk beliau serta kebutuhannya yang lain. Beliau bersabda, Mintalah
kepadaku, maka aku katakan kepada beliau, 'Aku minta agar bisa bersamamu di
Surga', beliau bersabda, 'Ataukah permintaan yang lain?'Aku katakan, 'Itu
saja'.Beliau bersabda, 'Kalau begitu, bantulah aku atas dirimu dengan banyak
bersujud (Sholat)'." (HR Muslim).7
Dari Abu Hurairah ra , ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama
kali di hisab (diperhitungkan) pada hari kiamat nanti adalah sholatnya, apabila
sholatnya baik, maka sungguh dia telah beruntung dan selamat, dan jika
sholatnya rusak, maka dia akan kecewa dan merugi. Apabila sholat fardunya
kurang sempurna, maka allah berfirman, 'apakah hamba-ku ini mempunyai sholat
sunnah?maka tutuplah kekurangan sholat fardu itu dengan sholat
sunnahnya.'kemudian, begitu pula dengan amalan-amalan lainnya yang
kurang'." (hr abu daud, tirmizi, dan lainnya, hadis sahih).8
2.
Sholat Tahajjud
Sholat tahajjud adalah
sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari setelah terjaga dari tidur.sholat
tahajjud termasuk sholat sunnah mu’akad (sholat yang dikuatkan oleh
syara’).sholat tahajjud dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya
tidak terbatas.
Sholat tahajjud dapat dilakukan kapanpun
pada malam hari.Namun waktu paling utama untuk melakukannya adalah pada
sepertiga akhir malam.
Sholat
tahajjud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan
kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari, menghindarkannya dari
kesepian dialam kubur, mengharumkan bau tubuh, menjaminkan baginya kebutuhan
hidup, dan juga menjadi hiasan surga. Selain itu, sholat tahajjud juga
dipercaya memiliki keistimewaan lain, dimana bagi orang yang mendirikan sholat
tahajjud diberikan manfaat, yaitu keselamatan dan kesenangan di dunia dan
akhirat, antara lain wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan, akan dipelihara
oleh Allah dirinya dari segala macam marabahaya, setiap perkataannya mengandung
arti dan dituruti oleh orang lain, akan mendapatkan perhatian dan kecintaan
dari orang-orang yang mengenalinya, dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah
yang bercahaya, diberi kitab amalnya ditangan kanannya, dimudahkan hisabnya,
berjalan diatas shirat bagaikan kilat.
Ketika menerangkan sholat
tahajjud, Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Sholat
tahajjud adalah sarana (meraih) keridhaan Tuhan, kecintaan para malaikat, sunah
para nabi, cahaya pengetahuan, pokok keimanan, istirahat untuk tubuh, kebencian
para setan, senjata untuk (melawan) musuh, (sarana) terkabulnya doa, (sarana)
diterimanya amal, keberkatan bagi rezeki, pemberi syafaat di antara yang
melaksanakannya dan di antara malaikat maut, cahaya di kuburan (pelaksananya),
ranjang dari bawah sisi (pelaksananya), menjadi jawaban bagi Munkar dan Nakir,
teman dan penjenguk di kubur (pelaksananya) hingga hari kiamat, ketika di hari
kiamat sholat tahajud itu akan menjadi pelindung diatas (pelaksananya), mahkota
di kepalanya, busana bagi tubuhnya, cahaya yang menyebar didepannya, penghalang
di antaranya dan neraka, hujah (dalil) bagi mukmin dihadapan Allah SWT,
pemberat bagi timbangan, izin untuk melewati shirath al-Mustaqim, kunci surga.”
9
Ayat Al Qur’an terkait sholat tahajjud:
Al Isra’
ayat 79 yang artinya :“Dan pada sebagian malam hari bersholat
tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ketempat yang terpuji”
Hadits
terkait sholat tahajjud:
“Perintah Allah turun ke langit
dunia di waktu tinggal sepertiga akhir dari waktu malam, lalu berseru: Adakah
orang-orang yang memohon (berdo’a), pasti akan Kukabulkan, adakah orang-orang
yang meminta, pasti akan Kuberi dan adakah yang mengharap/memohon ampunan,
pasti akan Kuampuni baginya. Sampai tiba waktu Shubuh.“
(Al Hadits) 10
3.
Sholat
ied
Sholat
Ied adalah ibadah sholat sunnah yang dilakukan setiap hari raya idul
fitri dan idul adha. Sholat ied termasuk dalam sholat sunnah muakkad, artinya
sholat ini walaupun bersifat sunnah namun sangat penting sehingga sangat
dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
Niat
sholat ini, sebagaimana juga sholat-sholat yang lain cukup diucapkan di dalam
hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena allahta’ala semata dengan
hati yang ikhlas dan mengharapkan ridho nya, apabila ingin dilafalkan jangan
terlalu keras sehingga mengganggu muslim lainnya, memang ada beberapa pendapat
tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana(tergantung pada pemahaman
seorang muslum dalam menjalankan).
Waktu
sholat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari.
Syarat, rukun dan Sunnahnya sama seperti sholat yang lainnya. Hanya ditambah
beberapa Sunnah sebagai berikut :
·
Berjamaah
·
Takbir
tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
·
Mengangkat
tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
·
Setelah
takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
·
Membaca
surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la
dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
·
Imam
menyaringkan bacaannya.
·
Khutbah
setelah sholat sebagaimana khutbah jum’at
·
Pada
khutbah idul fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada idul adha tentang
hukum – hukum qurban.
·
Mandi,
berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
·
Makan
terlebih dahulu pada sholat idul fitri pada sholat idul adha sebaliknya.
10 Al-Qur’an dan Terjemahan ( Tahun 1990 ) hal 424
4.
Sholat Tarawih
Sholat
tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh) adalah sholat sunnah yang dilakukan khusus hanya pada
bulan Ramadan. Tarawih dalam bahasa arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ
yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu
pelaksanaan sholat sunnah ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara
berjama'ah di masjid.
Sholat tarawih
dikerjakan dengan delapan rakaat. Akan tetapi, Khalifah Umar Bin Khattab r.a.
melakukan secara berjamaah dengan dua puluh rakaat. Apa yang dilakukan oleh
Umar bin Khattab r.a. ini juga disepakati oleh para sahabat terkemuka pada
waktu itu. Sementara cara mengerjakan Sholat tarawih adalah dengan dua rakaat
salam dan terakhir ditutup dengan sholat witir.11
5.
Sholat
Witir
Sholat
Witir adalah sholat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil dan dikerjakan pada
malam hari. Jumlah rakaat sholat witir bisa satu rakaat, tiga, lima, tujuh, sembilan,
dan paling banyak sebelas rakaat. Disebabkan sholat witir adalah Sholat dengan
rakaat ganjil, maka tidak ada sholat witir yang dikerjakan dua kali dalam
semalam malam.
Cara
mengerjakan sholat witir bila lebih dari satu rakaat bisa setiap dua rakaat
salam dan yang terakhir dengan satu rakaat salam. Bila mengerjakan sholat witir
tiga rakaat dan tidak memilih cara dengan dua rakaat salam, maka juga bisa
dengan tiga rakaat sekaligus, tetapi tidak memakai duduk tasyahud awal agar
berbeda dengan sholat maghrib. Sementara itu, pada rakaat terakhir dari sholat
witir yang dikerjakan disunnahkan membaca doa qunut, terutama dilakukan pada
sholat witir yang dilakukan setelah 15 ramadhan sampai dengan akhir bulan.ibid
II.3.
Waktu dan Tempat Afdal Melaksanakan Sholat Sunnah
Sholat sunnah mu’akad adalah sholat sunnah
yang dianjurkan, mengerjakannya waktunya dan tempatnya pun ada yang ditentukan:
·
Sholat rawatib mu’akad dikerjakan sendiri
–sendiri dan tempatnya tidak ditentukan, antara lain :
O dua rakaat sebelum
sholat subuh
O dua rakaat sebelum
sholat zuhur
O dua rakaat sesudah
sholat zuhur
O dua rakaat sesudah
sholat magrib
O dua rakaat sesudah
sholat isya
·
Sholat tarawih, sholat tarawih dikerjakan pada
bulan ramadhan, dikerjakan
sesudah sholat isya dikerjakan bisa berjamaah dan sendiri –sendiri dan
tempatnya bisa di mesjid atau dirumah.
·
Sholat witir, witir artinya ganjil, sholat witir
dikerjakan dengan rakaat yang ganjil seperti 1 dan 3 rakaat dikerjakan sesudah
sholat isya, biasanya pada bulan Ramadhan pengerjaannya mengikuti sholat
tarawih.
·
Sholat hari raya idul fitri, sholat ini
dikerjakan pada setisap tanggal 1 syawal dan dikerjakan secara berjamaah di
mesjid atau di tempat terbuka seperti lapangan.
·
Sholat hari raya iduladha dikerjakan pada setiap
tanggal 10 zulhijah tata cara pelaksanaannya sama dengan sholat hari raya idul
fitri.
·
Sholat tahajud, adalah sholat malam yang dikerjakan
sesudah bangun tidur pada malam hari waktunya sesudah sholat isya sampai
menjelang sholat subuh.
II.4. Sholat Sunnah Pada Umumnya Dikerjakan Sendiri kecuali Sholat Sunnah
Tertentu
Tathawwu` secara bahasa artinya adalah nafilah yaitu segala kelebihan yang
baik.
Allah ta’ala berfirman.
(yaitu) dalam beberapa hari tertentu maka barangsiapa diantara kamu yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
tiga, (yaitu) : member makan orang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebihbaik baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (q.s. Albaqa rah (2):184)
Dengan demikian tathawwu’
adalah perbuatan yang dilakukan secara suka relah oleh seseorang muslim atas
kemauan sendidri, yang bukan kewajiban bagi dirinya.12
Sholat tathawwu’
boleh dilakukan secara berjamaah sesekali, berdasarkan hadits Abdullah bin
Mas’ud, “Aku pernah Sholat bersama Rasulullah pada suatu malam. Tiba-tiba
beliau memperpanjang Sholatnya hingga aku meniatkan sesuatu yang jelek.” Orang
bertanya, “Apa yang engkau niatkan?” “Aku berniat duduk dan meninggalkannya.”
(HR. Bukhari-Muslim).13
Juga berdasarkan hadits Hudzaifah bin al-Yaman, “Aku pernah Sholat bersama Rasulullah
pada suatu malam. Beliau memulai Sholatnya dengan membaca surat al-Baqarah.
Saya berkata, ‘Sepertinya beliau akan ruku’ pada ayat yang keseratus.
Kemudian beliau masih terus.
“Saya berkata (di hati), ‘Mungkin surat al-Baqarah akan diselesaikan dalam
satu raka’at.’ Namun beliau masih terus. Saya berkata, ‘Mungkin mau ruku’
dengannya, ternyata beliau malah terus mulai membaca surat an-Nisa.’ Kemudian
membaca Ali Imran, membacanya dengan tartil. Bila membaca ayat tasbih, beliau
bertasbih. Bila membaca ayat permohonan, beliau memohon. Dan bila membaca ayat
perlindungan, beliau memohon perlindungan.” (HR. Muslim).
Dalil lain adalah hadits Ibnu Abbas ketika menggambarkan tata cara Sholat
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di dalamnya tercantum bahwa nabi pada suatu
hari Sholat malam. Ibnu Abbas menyatakan,
“Maka aku pun berdiri disamping
beliau…” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam hadits Anas, disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
menemuinya bersama ibunya dan juga Ummu Haram, bibi dari Anas. Nabi berkata,
“Berdirilah,
biar aku Sholat bersama kalian.” (HR. Muslim)
Padahal waktu
itu bukanlah waktu sholat wajib. Rasulullah sholat bersama mereka, dan
meletakkan anas di sebelah kanannya, sementara wanita itu dibelakang beliau.
Hadits-hadits di
atas menunjukkan bolehnya sholat sunnah berjama’ah selain sholat tarawih di
bulan Ramadhan. Namun tidak boleh dilakukan “terus-menerus”, hanya sesekali
saja karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagian besar Sholat sunnah
beliau sendirian.14
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
·
Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat yang hukumnya faedhu atau wajib.
Sebagaimana sholat fardhu, sholat sunnah juga dikerjakan guna mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Di samping itu, sholat sunnah ada yang dikerjakan untuk
menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT, agar hajatnya
dikabulkan.
·
Adapun keutamaan sholat sunnah secara umum
adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjadikan si pelakunya sebagai
orang-orang yang dicintai-Nya, meningkatkan derajat dan martabat serta
menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.
Sebagimana yang telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam
hadist qudsiNya.
·
Sholat sunnah mu’akad merupakan sholat sunnah
yang dianjurkan bagi ummat muslim untuk melaksanakannya. Ada beberapa macam
sholat sunnah mu’akad antara lain :
Sholat rawatib, sholat tahajjud, sholat ied, sholat tarawih,
dan lain-lain.
·
Sholat sunnah mu’akad sholat sunnah yang
dianjurkan, mengerjakannya waktunya dan tempatnya pun ada yang ditentukan:
Sholat rawatib mu’akad dikerjakan sendiri –sendiri dan
tempatnya tidak ditentukan.
·
Sholat sunnah pada umumnya dikerjakan sendiri
kecuali sholat sunnah tertentu contohnya sholat tathawwu’ boleh dilakukan secara berjamaah sesekali, berdasarkan
hadits abdullah bin mas’ud :
“Aku pernah Sholat bersama Rasulullah
pada suatu malam. Tiba-tiba beliau memperpanjang Sholatnya hingga aku meniatkan
sesuatu yang jelek.” Orang bertanya, “Apa yang engkau niatkan?” “Aku berniat
duduk dan meninggalkannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan ( 1990 )
Azzet Muhaimin Akhmad (2011), Pedoman Praktis Sholat Wajib dan Sunnah, pn.
Javalitera
MZ Labib ( 2010 ), Tuntunan Sholat, pn Cipta Karya Surabaya
Putra M Moch. Faiz (2010), Pedoman dan Penuntun Sholat-Sholat Sunnah
Lengkap,pn. Putra
Apollo Surabaya
Shahih
Muslim no (728).
Shahih
Bukhari no (937), Shahih Muslim no (729).
www.google.com.
20 oktober 2011
www.google.com, jenis-jenis Sholat sunnah, 20 oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar